Kamis, 25 November 2010

Jilbab antara ideologi dan fashion

                         
                                             JILBAB ANTARA IDEOLOGI DAN FASHION
     
       Pada zaman sekarang ,kita bisa dengan mudah menjumpai orang-orang di berbagai acara,baik formal maupun informal memakai jilbab yang beraneka model yang membuat pemakainya menjadi modis tidak terkesan jadul, pemakainya pun beragam, mulai dari orang tua,remaja,hingga anak-anak sem uanya kelihatan cantik tampa mengurangi sedikitpun kodratnya sebagai perempuan sempurna ciptaan tuhan.
          Perubahan cara pandang seperti ini sudah dirasakan lebih kurang sepuluh tahun yang lalu,dulu orang berjilbab dipandang sebelah mata oleh sebagian orang terkesan santriwati yang sedang mondok pada sebuah pesantren, kuno, terbelakang,tidak bisa mengikuti kemajuan teknologi bahkan sering menerima sapaan dari laki-laki yang ingin menggoda dengan ucapan ASSALAMU”ALAIKUM dengan nada miring yang tidak bisa dipertanggung jawabkan, berbeda dengan era sekarang pola pikir sudah berubah jilbab dipakai oleh orang-orang yang memegang posisi disebuah instansi seperti direktur,menejer.dokter dan orang golongan menengah keatas, begitu juga di dunia pendidikan yang memakai jilbab kebanyakan orang-orang yang berprestasi dibidangnya, bahkan didunia keartisan yang memakai jilbab adalah artis kalangan atas dan para senior dalam keartisannya, semua ini adalah bukti kebenaran ajaran agama yang tertuang dalam kitab suci Al’quran ,semakin tinggi ilmu seseorang semakin dekat dia dengan tuhannya dalam semua aktifitasnya.


Motif memakai jilbab.
Berdasarkan pengamatan sepintas lalu penulis,mengapa orang tertarik memakai jilbab ,mungkin karena ingin menjalankan ajaran Agamanya,atau karena tertarik melihat orang yang memakai jilbab kelihatan cantik dan modis,sudah banyak artis yang memakai jilbab ditayangkan dimedia cetak dan media Elektronik yang mengiklankan suato produknya,bahkan ada yang bermotifkan memakai jilbab adalah salah satu cara untuk menutup uban yang ada dikepalanya,karena factor umur yang selalu berjalan tampa berhenti sejenakpun, itu adalah sesuatu yang wajar dalam pola pikir generasi sekarang yang terpenting adalah berusaha menperbaiki niat dalam melakukan sesuatu karena niat adalah kunci ibadah.
Padahal diera modernisasi model jilbab itu berfariasi mempunyai corak dan kominasi yang dipadu padankan dengan suasana kapan jilbab itu akan dipakai,apakah acara akad Nikah atau menghadiri pernikahan, reception pernikahan, serta acara ulang tahun, semuanya bisa dibuat bertemakan ap a a? yang disukai saad ini .Sehingga seorang wanita tidak lagi hanya memakain jilbab pada saat hari besar agama saja,tetapi memakainya pada kegiatan sehari-hari.
pada saat yang tepat kita bisa bertanya kepada ABG, apakah memakai jilbab bisa menutupi kecantikan yang ia miliki, atau melindungi kecantikannya,atau bisa membuat ia menjadi anak yang percaya diri,atau minder dari pergaulannya dan lain sebagainya. Padahal cantik itu tidak hanya terlihat dari luar,tapi terpancar dari dalam dirinya (inerbioti), tanpa harus memamerkan auratnya seseorang
akan terlihat cantik dengan memakai busana yang tertutup rapi sesuai dengan situasi dan kondisi busana itu dikenakan,seperti pada acara ulang tahun boleh memakai pakaian muslim yang sedikit glamor sehingga terlihat lebih modis sesuai dengan stuasinya,kemudian dibarengi dengan akhlak yang terpuji, ramah,mudah senyum,dan menyapa dengan sopan kepada semua orang ,tidak membeda-bedakan teman serta bertutur kata yang manis yang mencerminkan carakter seseorang yang taat dalam menjalankan ajaran Agamanya.
       Kalau dilihat dari sudut pandang Agama,mayoritas penduduk Indonesia menganut agama islam. yang seharusnya mencanangkan gerakan memakai pakaian muslim secara utuh, tapi dalam kenyataannya kesadaran kaum Hawa untuk memakai jilbab masih rendah (kurang).Banyak faktor yang mempengaruhi seperti,adanya perusahhan yang melarang para pegawainya memakai jilbab pada saat beraktifitas di kantor.Masalah ini harus dipikirkan para wakil rakyat di negeri ini.Mari kita sama-sama memikirkan pola yang tepat dan menarik minat putri untuk memakai jilbab mulai dari kecil apabila kecil anak-anak sudah diperkenalkan dengan pakaian jilbab yang modis untuk menutup auratnya dengan aneka warna yang disenangi anak-anak yang bisa menimbulkan keinginan untuk memakai jilbab setelah mereka remaja dan dewasa nantinya, sehingga tertanam dihatinya bahwa jilbab adalah nyawaku yang selalu menyertai jiwaku akan selalu aku pakai kemanapun aku berkelana . ini bisa menepis anggapan orang yang memakai jilbab adalah sebuah ideology ektrim yang harus dimiliki setiap orang dan tidak ada lagi yang menganggap jilbab hanyalah sebuah busana fashion yang dipakai pada saat hari-hari besar agama.
( By : Fakhri hermansyah )





1 komentar:

Anonim mengatakan...

Jilbab itu bukan urusan Tuhan atau masalah ketaatan sama sekali, melainkan sebuah alat untuk mengontrol & menundukkan kaum perempuan secara masal & masif, & ujungnya, merupakan alat yg berguna utk menundukkan sebanyak mungkin populasi manusia di bawah satu keragaman budaya saja (dalam hal ini model busana), dan ujungnya lagi, menundukkan semua manusia di bawah satu pola pikir/ideologi saja.
Keragaman yg ada pada ras manusia & yg merupakan sunatullah itu akan lenyap kalau jilbab & pemikiran yg ada di belakangnya dipaksakan ke semua. Jadi, hanya tuhan yg schizophrenic yg memerintahkan manusia utk seragam setelah mengatakan bahwa keragaman itu merupakan sunnahNya.
Saya tidak percaya kalau ada yg bilang perempuan itu pake jilbab krn panggilan hati atau krn takwa, kalau krn takut iya. takut sama siapa? takut sama (ajaran) yg bilang bahwa kalau dia gak pake jilbab dia bakal disate di neraka.
Perempuan yg diajari bahwa tidak pakai jilbab itu tidak berdosa, bahkan sama baiknya dg yg pakai jilbab, tidak akan memilih berjilbab. Jilbab itu sungguh sebuah konstruksi, bukan sesuatu yg alami.
Dan jilbab juga tidak bisa disejajarkan dg pakaian wanita biasa lainnya, krn ideologi yg ada di belakang jilbab ini mengatakan bahwa jilbab itu lebih bagus dari model busana apapun, jilbab itu pakaian yg disukai Tuhan dsb. dan ada banyak prosedur & konsekuensi bagi wanita ketika memilih berjilbab. Jilbab dikaitkan dg dosa & takwa, hukuman & pahala, serta surga & neraka. Tidak ada busana lain yg dimuati ideologi seberat ini bukan? Maka, jilbab akhirnya juga tidak bisa dimasukkan sbg bagian kampanye kebebasan berpakaian utk wanita.
Sekali perempuan berjilbab, maka mereka tidak akan bisa memilih utk melepaskannya kembali dg mudah. Jilbab bukan jenis pakaian yg bisa dg bebas dilepas pasang oleh pemakainya. Ibarat mengenakan rantai yg kuncinya harus dibuang sesudahnya. Jadi sekali lagi saya ulang, jilbab itu belenggu, sampai dia dilepaskan dari ideologinya saat ini.
Inilah bedanya jilbab dg pakaian lain. Jadi, mengkampanyekan kebebasan utk memilih berjilbab, notabene sama saja dg mengkampanyekan perempuan utk boleh memilih membelenggu dirinya sendiri. Ya, tentu saja orang boleh memilih membelenggu dirinya sendiri selama dia sadar apa yg dilakukannya dan bukan krn dia dimanipulasi ajaran yg mengatakan itu perintah Tuhan.
Istilah kebebasan memilih pakaian itu baru tepat kalau ia boleh dilepas pasang semaunya serta tidak dicantolkan pada Tuhan, dan semua (kebanyakan) pakaian memang begini, kecuali jilbab. Jilbab itu bukan sekedar pakaian, melainkan sebuah ideologi.

Posting Komentar